Skip to main content

New Post

Ordinary Life

  slow morning is a blessing :)

Apa? Penyebab seseorang memutuskan untuk [resign]


...


Halo pejuang rupiah, senang sekali gue bisa upload lanjutan dari tulisan gue sebelumnya.

Setelah kemarin gue share tentang sulitnya mengambil keputusan untuk Resign, nah.. kali ini kita akan bahas 

Apa saja sih penyebab seseorang memutuskan resign dari pekerjaannya?

Well.. okay,

Pertama-tama gue ingin bilang bahwa apa yang gue tulis di sini bukan dimaksudkan menyinggung pihak manapun, atau menjelekkan perusahaan tertentu. 

I did some research, apa yang gue pilih dan share di tulisan ini berdasarkan penyebab yang cukup lumrah bagi sebagian orang dan real seperti yang gue alami.

So here we go..


..


Kerja,.

Dalam kehidupan pasti ada yang namanya kebutuhan, agar seseorang bisa mencukupi kebutuhan dasar dihidupnya maka diperlukan uang, 

nah.. uang sendiri bisa diperoleh dengan cara bekerja,

Ada beragam jenis pekerjaan di dunia ini, bermacam sektor bisa dipilih. Tapi, sama-sama tidak gratis alias ada hal yang harus ditukarkan.. mulai dari tenaga, waktu, dan pikiran. 

Mendapatkan pekerjaan tentu bukan hal yang mudah, terlebih di tengah populasi yang meningkat, angka pengangguran yang melonjak, sedangkan tak terlalu banyak peluang yang ada.

Tentu ketika seseorang bisa diterima kerja di suatu perusahaan..  itu merupakan suatu anugerah, 

mengingat banyak para pencari kerja yang bersaing untuk bisa diterima atau bertahan di suatu perusahaan untuk waktu yang lama, 

belum lagi semakin lama kriteria yang dibutuhkan perusahaan semakin tinggi, tentu peluang mendapatkan pekerjaan semakin berat.

Beruntung.. beberapa orang bisa mendapatkan pekerjaan di bidang yang ia sukai, bekerja dengan passion dan tercukupi segala kebutuhan.. 

siapa tak suka? Hehe.. 😅

Tapi, bagaimana jadinya jika akhirnya kamu berhenti dari pekerjaan yang kamu nikmati?

Kok bisa?

Mungkin beberapa faktor internal berikut menjadi penyebabnya ;

(Siap-siap ketampar, karena kenyataan memang pahit)


Ilustrasi : "Time is money"

...

1. Toxic Environment (lingkungan kerja beracun)


Menurut gue ini adalah faktor yang paling umum penyebab seseorang tidak semangat atau malah mundur dari pekerjaannya. 

Nyatanya, masih banyak orang yang memilih bungkam karena takut "gak enak" saat menggunakan alasan ini ketika mencari pekerjaan baru.

Lingkungan yang beracun bisa disebabkan oleh rekan kerja, management perusahaan yang tidak apresiatif, atau malah jam kerja yang merusak pola hidup karyawannya.

Tak bisa dipungkiri persaingan di tempat kerja itu benar adanya, toh.. tujuan setiap orang pastinya juga berbeda.

 Ada yang kerja berambisi pada jenjang karir, ada yang mencari nama baik, ada yang tujuannya hanya karena uang, ada yang sekedar datang karena bosan atau dituntut keluarganya, tapi masih ada juga koq pegawai yang berdedikasi pada perusahaan tempat ia bekerja..

Mungkin karena ia enjoy dengan bidang yang ia tekuni, siapa sih yang gak suka kerja sesuai passion? Karena gue sadar ketika kita bekerja di bidang yang kita minati rasanya amat menyenangkan, kapan lagi bisa melakukan hobi tapi dibayar? 👀

Well, konflik di tempat kerja pasti akan selalu terjadi. Terlebih bagi orang-orang yang dimaksudkan untuk kerja team.

Nyatanya? Budaya senioritas itu lumrah dan ada dimana-mana, work gap juga akan selalu tercipta.

Memang sih kita gak bisa mengubah perlakuan orang lain, yang bisa kita kontrol hanya reaksi kita terhadap apa yang terjadi.

Lingkungan yang seharusnya menjadi tempat yang positif dan supportive terkadang malah menjadi tempat pertunjukan siapa yang unggul dan siapa yang rendah.

Pada akhirnya, lambat laun lingkungan amat sangat berpengaruh terhadap psikologis seseorang.

 Siapa suka? Setiap hari harus basa basi atau pura-pura baik ke orang yang jelas fake dan jelas gak mau respect pada orang lain.

Belum lagi team yang berisikan drama queen, si otoriter, si play on victim, si narsistik yang mengganggu profesionalisme antar anggota.

Sungguh muak, bukan?


2. [bad] work-life balance (sulit membagi waktu)


Pernah dengar tentang istilah work-life balance? Kalau belum sepertinya topik itu seru untuk dibahas, tapi bukan di tulisan ini.. stay tuned ya :)

Masih ada anggapan bahwa dengan mendapatkan banyak uang maka seseorang bisa bahagia. Uang? Semua orang butuh uang, tak ayal gak sedikit masalah yang muncul hanya karena "uang" 👀

Bisa bekerja dan mendapatkan upah yang sesuai adalah tujuan tiap orang, 
Bagaimana? dengan bekerja di perusahaan besar dan dikenal dengan gaji yang menggiurkan, wah.. pasti mimpi banyak orang.

Namun, percaya atau tidak... semakin besar nama suatu perusahaan, maka semakin besar pula tuntutan dan pressure yang diberikan kepada karyawannya. Tetapi dengan pemberian gaji yang besar pula.

Tentu, karena faktor inilah gak sedikit orang yang tanpa sadar atau terpaksa harus melupakan aspek berharga pada dirinya, yaitu "waktu"

Percaya atau tidak, beberapa perusahaan terkadang memiliki jam kerja yang buruk dan membuat karyawannya "terpaksa" bekerja lebih dari jam yang sudah ditentukan.

Tentu saja, hal ini tidak baik untuk kesehatan mental maupun fisik para pegawai karena sulit membagi waktu antara dunia kerja dengan dunia pribadinya.

Gue masih belum sepenuhnya paham tentang hukum yang mengatur tentang standart jam kerja di negara tempat gue tinggal sekarang, Indonesia.

Semoga gue ada kesempatan untuk hijrah ke negeri orang, untuk mengamati dan mengalami langsung perbedaan dunia kerjanya, wish me ✌🏼


3. Sulit berkembang


Salah satu penyebab seseorang memutuskan keluar dari perusahaan tempat ia bekerja ialah "rasa bosan".

Rasa bosan bisa muncul ketika seseorang melakukan jenis pekerjaan sama selama terus-menerus alias monoton, belum lagi.. tidak ada kejelasan tentang jenjang karir, atau peningkatan gaji yang tak tahu kapan datangnya. Sehingga seseorang tidak bisa mengasah kemampuannya lebih dalam untuk belajar hal baru.

Setiap orang terlahir dengan kemampuan yang istimewa, setiap orang terbentuk menjadi tipe kepribadian yang berbeda pula, namun..
Setiap orang memiliki hak sama, untuk bisa berkembang dan hidup sukses menekuni bidang yang ia minati.

Tentu, alangkah baiknya diri mau berproses dan berkembang. Terlebih untuk generasi muda yang seharusnya memiliki peluang kesuksesan lebih besar di masa depan.

Jangan sampai kita takut untuk upgrade diri, faktanya.. saat value diri kita meningkat, penghasilan juga bisa ikut meningkat. 
Belum terlambat untuk menemukan tempat yang supportive dan membantu untuk berkembang :)


4. Perubahan struktur perusahaan


Setiap tempat pasti memiliki tata cara, prosedur, dan peraturan untuk membantu dalam pelaksanaan kegiatannya, tak terkecuali perusahaan.

Di dunia kerja pasti tidak asing dengan istilah S.O.P atau standart operational procedure dalam menjalankan operasionalnya.
Belum lagi berbagai kewajiban yang harus dan dilarang untuk dilakukan oleh karyawannya.

Bagi pelaku usaha yang tengah merintis dan mengembangkan perusahaannya.. tentu hal-hal seperti di atas juga akan mengalami perubahan.

Setiap orang belum tentu siap ketika dihadapkan dengan perubahan, belum lagi kalau perubahan yang datang sifatnya "mendadak", entah itu perubahan S.O.P, perubahan kebijakan, larangan, standar gaji dan masih banyak lagi.

Perubahan struktur yang tidak dikomunikasikan dengan baik, bisa berdampak pada kinerja dan produktivitas karyawan.

Jangan sampai perubahan penting seperti itu membuat karyawannya "bingung" atau malah merasa dipermainkan, dan hal ini bisa menjadi alasan seseorang memutuskan keluar dari perusahaan yang sedang ia tinggali.

Memang, perusahaan berhak melakukan penilaian pada setiap pekerjanya.
Namun, jangan sampai citra perusahaan menjadi buruk karena dikenal memiliki struktur internal yang terkesan merugikan.

Yang akhirnya berimbas pada kesulitan mencari tenaga kerja, karena orang ragu bahkan enggan untuk masuk, dan memilih kerja di perusahaan lain.


5. Gaji yang tidak sesuai 


Nah, ini hal yang sebenernya bisa jadi faktor utama seseorang meninggalkan pekerjaannya. Karena merasa di prank untuk upah yang akan didapatkan.

Gaji merupakan hak dari seseorang untuk diperoleh usai melakukan pekerjaan sesuai kesepakatan dengan perusahaan.

Namun, masih gak sedikit pegawai yang merasa bahwa gaji mereka tidak sesuai.

Mengapa?

Beberapa penyebabnya antara lain; gaji yang didapatkan tidak sesuai dengan beban yang diberikan, antara jam kerja dengan gaji tidak sebanding, atau malah gaji yang didapatkan berbeda dari kesepakatan di awal (alasan pemotongan gaji yang tidak jelas).

Tentu hal terkait gaji menjadi krusial, karena balik lagi tujuan dari bekerja ialah mendapatkan upah untuk selanjutnya digunakan mencukupi kebutuhan hidup.

Mungkin ada anggapan, 
"kita ini kerja? Apa dikerjain?" Atau 
"kita ini nyari kerja? Apa nyari penyakit?" 
bisa menggambarkan kekecewaan seseorang.

Gue yakin gak ada orang yang rela untuk terus-menerus bekerja ikhlas melebihi batas kesepakatan kerja di awal. Kalaupun ada itu mungkin karena terpaksa, mengingat sekarang sudah zaman modern dan bukan penjajahan Belanda :')

...


Sama halnya dengan seorang kekasih, para pewagai sebenarnya juga ingin dimengerti. 
Karyawan juga butuh kepastian 👀
Sama halnya akan kebutuhan untuk hidup seimbang, tiap pekerja juga punya prioritas lain bukan serta merta waktunya untuk bos perusahaan seorang.

Istilah "Time is Money" 

menjadi alarm kuat untuk membuat seseorang berlomba mencari uang tapi mengabaikan pendapat, belum lagi angka inflasi yang tiap tahun meningkat, tuntutan hidup dan lingkungan makin ketat, serta status sosial yang berdasarkan standart.

Setiap orang memiliki batasan masing-masing. Dalam mengejar sesuatu kita berhak untuk menentukan batasan, jangan sampai kita mengabaikan batasan yang akhirnya mempersulit diri.. 

Semoga kita diberi keikhlasan dalam melakukan suatu pekerjaan,
Semoga kita diberi kesabaran untuk melalui segala kesulitan, dan..
Semoga kita mendapat berkah dalam harapan untuk memperoleh kebaikan.

Salam pejuang rupiah, ❤️

BACA JUGA (ALSO READ) :